Meningkatkan Produktivitas Usaha Melalui Motivasi

Meningkatkan Produktivitas Usaha Melalui Motivasi 
Beberapa dekade terakhir ini, kita mendengar berita sensasi tentang pukulan-pukulan oleh perusahaan Jepang terhadap pasaran produk bulatan Amerika. Dikatakan bahwa Jepang menguasai pasaran barang-barang di Amerika, seperti pasaran mobil dikuasai Jepang di pasar/negara Amerika sebanyak 30%, sepeda motor 90%, alat rekaman 50%, radio 50%, kamera 30%, dan televisi 25%. Jepang memberikan pukulan terhadap pasaran Amerika dengan kualitas barang yang semakin baik, harga yang murah, dan pelayanan memuaskan. Mengapa ini bisa terjadi? Jawabannya ialah Jepang sangat memperhatikan tingkat produktivitas dalam organisasi bisnisnya. 

Di dalam menentukan produktivitas tidak hanya dilihat faktor kuantitas saja, tetapi juga faktor kwalitasnya., Jika seseorang menghasilkan 20 unit produk bulan yang lalu, dan sekarang dihasilkan 22 unit, maka dikatakan produktfvitasnya naik 10%. Jika seseorang menghasilkan 20 unit produk bulan lalu dan sekarang tetap 20 unit, tetapi dalam kualitas yang lebih baik, maka dikatakan produktivitasnya juga meningkat.

Produktivitas ini dapat diukur menurut tiga tingkatan, yaitu:
- Individu
- Kelompok
- Organisasi 

Ketiga kelompok di atas yang terdapat dalam organisasi bisnis dapat diukur produktivitasnya. Ada tiga ukuran produktivitas yang harus dipertimbangkan dalam mengelola organisasi, yaitu: 
1.Untuk tujuan strategi, apakah organisasi sudah benar sesuai dengan apa yang telah digariskan.
2.Efektivitas, sampai tingkat manakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kuantitas dan kualitas.

1. Efisiensi, bagaimana perbandingan output dibagi input, pengukuran output termasuk kuantitas dan kualitas.
Selanjutnya untuk menghitung tingkat produktivitas, ada 3 bentuk dasar perhitungan, yaitu:
1. Produktivitas Parsial, yaitu perbandingan output dengan salah satu input tertentu, misalnya dengan input pekerja.
2. Produktivitas Total-Faktor, yaitu perbandingan output dengan sejumlah input yang berhubungan dengan pekerja dan modal.
3. Produktivitas Total, yaitu perbandingan output dengan input.

Paul Mali (2000) mengungkapkan bahwa produktivitas bukanlah produksi, bukan performans, bukan pula hasil. Dikatakan bahwa baik produksi, performans, maupun hasil merupakan komponen produktivitas. Dalam hal ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Seperangkat hasil atau performans, disini kita melihat efektivitas. Penggunaan sumber-sumber, ini menyangkut efisiensi.

Untuk mengkaji kedua hal di atas dapat diajukan pertanyaan: Hasil apa yang diinginkan oleh organisasi (menyangkut efektivitas) dan sumber-sumber apa yang dikorbankan (menyangkut efisiensi)?

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun formula untuk mencari indeks produktivitas sebagai berikut:
1. Seperangkat hasil atau performans. Di sini kita melihat efektivitas. 
2. Penggunaan sumber-sumber, ini menyangkut efisiensi.

Untuk mengkaji kedua hal di atas dapat diajukan pertanyaan: Hasil apa yang diinginkan oleh organisasi (menyangkut efektivitas) dan sumber-sumber apa yang dikorbankan (menyangkut efisiensi)?

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun formula untuk mencari indeks produktivitas sebagai berikut:

Produktivitas = Hasil yang diperoleh Input yang dikeluarkan
= Performans yang dicapai = Efektifitas Sumber yang dikorbankan Efisiensi

Motivasi
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan.

Jadi kekuatan motif ini dapat berubah karena:
1. Terpuaskannya kebutuhan.
Bila kebutuhan telah terpuaskan maka motif akan berkurang, dan beralih kepada kebutuhan lain dan seterusnya.
2. Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya ke arah lain.
Adanya frustasi memberikan beberapa kemungkinan terhadap kekuatan motif. Pertama bisa menimbulkan patch semangat, dan tidak mau mencoba lagi. akibatnya produktivitas atau prestasi kerja dari karyawan ini akan menurun. Namun ada pula karyawan yang karena frustasi memberikan balikan yang sangat positif lalu dia mencoba lagi sekuat tenaga. Hanya jika dia menghadapi frustasi lagi maka akibatnya menjadi fatal. Mereka dapat melakukan tindakan destruktif, demonstrasi, menyerang pimpinan, merusak kantor, dan sebagainya.
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson