Manajemen Pengetahuan Dalam Penelitian Sistem Informasi

Manajemen Pengetahuan Dalam Penelitian Sistem Informasi
Di dalam sistem informasi, kebanyakan penelitian tentang manajemen pengetahuan mengasumsikan bahwa pengetahuan mempunyai implikasi positif bagi organisasi. Namun pada kenyataanya, pengetahuan bisa menjadi pedang bermata dua ; terlalu sedikit pengetahuan bisa mengakibatkan kesalahan , sedangkan terlalu banyak pengetahuan bisa mengakibatkan penurunan akuntabilitas.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk meningkatkan perhatian kita kepada konsekuensi yang bisa timbul tanpa diharapkan dalam mengatur manajemen pengetahuan organisasi dan juga bertujuan untuk memperluas ruang lingkup dari penelitian manajemen pengetahuan di bidang sistem informasi. Oleh karena itu, untuk tujuan tersebut, makalah ini menganalisis sistem informasi literatur tentang manajemen pengetahuan.

Dengan menggunakan kerangka yang dikembangkan oleh Deetz (1996), penelitian yang dipublikasikan antara tahun 1990 dan 2000 di enam jurnal sistem informasi ini diklasifikasikan menjadi empat wacana ilmiah. Wacana tersebut adalah normatif, interpretif, kritis, dan dialogis. Untuk masing-masing wacana tersebut, kami mengidentifikasi fokus penelitiannya masing-masing, yaitu metafor pengetahuan, dasar-dasar teoretis, dan implikasi yang jelas dari artikel-artikel yang mewakilinya. Metafora pengetahuan yang muncul dari analisis ini adalah pengetahuan sebagai objek, aset, pikiran, komoditi, dan disiplin. Selanjutnya, kami menyajikan makalah yang bisa dijadikan contoh dari setiap wacana. Tujuan kami dengan analisis ini adalah untuk meningkatkan information system researchers'awareness terhadap potensi dan implikasi dari wacana yang berbeda dalam studi pengetahuan dan manajemen pengetahuan.

Pendahuluan
Pengetahuan pada dasarnya merupakan suatu sumber terpenting dalam organisasi walaupun pengetahuan sampai saat ini masih sulit untuk diidentifikasi dan didefinisikan. Berdasarkan pada asumsi yang menyatakan bahwa pengetahuan berakibat baik dan hanya memberikan sedikit dampak negatif , tidak sedikit organisasi mengimplementasikan manajemen pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan daya saing mereka.

Tetapi, beberapa pakar berpendapat bahwa pengetahuan bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, sedikit pengetahuan yang diterapkan akan mengakibatkan inefisiensi dalam organisasi, sedangkan terlalu banyak pengetahuan dalam organisasi membuat jalannya organisasi menjadi kaku dan kontraproduktif. Selain itu, terlalu sedikit pengetahuan bisa membuat kesalahan yang fatal, sedangkan terlalu banyak pengetahuan bisa menimbulkan pertanggungjawaban yang tidak diinginkan.

Menurut kami, beberapa pertimbangan harus dibuat dalam rangka mengakomodasi sistem informasi dalam hal mendukung manajemen pemgetahuan dalam organisasi. Pertimbangan-pertimbangan tersebut bukan hanya dampak-dampak positif dari manajemen pengetahuan, tetapi juga dampak negatif dari manajemen pengetahuan tersebut. Dalam mempertimbangkan hal tersebut, para peneliti membutuhkan kewaspadaan terhadap perbedaan antara teori-teori dalam manajemen pengetahuan yang bisa dimungkinkan dengan batasan-batasan dimana suatu manajemen pengetahuan bisa diimplikasikan

Dalam menggali perspektif dan asumsi dari penelitian manajemen pengetahuan, kami mengadopsi dari pemikiran Deetz (1996), yang terdiri dari teori-teori yang ada berdasarkan empat dasar wacana ilmiah, yaitu normatif, interpretif, kritis, dan dialogis. Setelah mengindentifikasi dan menginterpretasikan situasi dan kinerja yang ada pada masing-masing wacana, kami membangun metafor pengetahuan yang dalam wacana yang satu dengan yang lain. Kami menyadari bahwa metafor sangat berguna dalam mempertajam dan menghubungkan pengertian suatu abstrak dan fenomena pengetahuan. Selain itu kami juga percaya bahwa metafor dari pengetahuan merupakan suatu alat konsep yang kaya sekaligus simpel yang akan membantu para peneliti dalam mencari konsep utama dalam pengetahuan.
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson