Pemanfaatan Teknologi Internet Dalam Bisnis Suatu Perusahaan E-Commerce

Pemanfaatan Teknologi Internet Dalam Bisnis Suatu Perusahaan E-Commerce 
Kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi internet. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi apapun, untuk menunjang aktivitas bisnisnya, bahkan sekarang cenderung dapat diperoleh berbagai macam informasi, sehingga informasi harus disaring untuk mendapatkan informasi yang tepat dan relevan. Hal tersebut mengubah abad informasi menjadi abad internet. Penggunaan internet dalam bisnis berubah dari fungsi sebagai alat untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategi bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Pemasaran di Internet cenderung menembus berbagai rintangan, batas bangsa, dan tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan pemasaran konvensional, barang mengalir dalam partai-partai besar, melalui pelabuhan laut, pakai kontainer, distributor, lembaga penjamin, importir, dan lembaga bank. Pemasaran konvensional lebih banyak yang terlibat dibandingkan pemasaran lewat internet. Pemasaran di internet sama dengan direct marketing, dimana konsumen berhubungan langsung dengan penjual, walaupun penjualnya berada di luar negeri. “Pengguna internet di seluruh dunia berkisar 200 juta, 67 juta diantaranya berada di Amerika Serikat, internet di Indonesia berlipat dua kali setiap 100 hari” (Rhenald, 2000).


Dari referensi tersebut penggunaan internet untuk aplikasi strategi bisnis di Indonesia peluangnya cukup besar, tapi banyak orang tidak menyadari, karena pemain bisnis di Indonesia masih banyak kalangan tua. Menurut Rhenald "Pasar internet adalah pasar orang muda, bukan orang tua." Dugaan Rhenald berdasarkan amatan saja "Pengguna internet di Indonesia sekitar 70% berusia 20-an, sekitar 25% usia 30-42-an, sisanya usia di atas itu. Sedangkan pemain-pemain utama bisnis berusia 45-an ke atas. Mereka adalah generasi yang terlambat bersentuhan dengan internet, bahkan dengan komputerpun mereka terlambat" (Rhenald: 1999:23). Untuk memperkuat amatan Rhenald dapat dilihat pada Gambar 1, 91% pengguna internet berpendidikan SLA ke atas dengan persentase pengguna SLA yang terbanyak, yaitu: 46%. Tempat pengakses internet di Indonesia kebanyakan dari kantor(52%), warnet(26%), sekolah/kampus(19%), dan persentase lainnya dapat dilihat pada Gambar 2. Internet di Indonesia lebih banyak dipakai untuk fasilitas e-mail, yaitu sebanyak: 42%, persentase aktivitas di internet lainnya dapat dilihat pada Gambar 3. Penggunaan internet di Indonesia digunakan untuk keperluan bisnis sebesar: 43%, sedangkan keperluan pribadi sebanyak: 32% (Nielsen, 1999). Penggunaan internet di Indonesia untuk keperluan bisnis sebesar 43%, menunjukkan beberapa perusahaan telah menerapkan internet untuk berbisnis, yang dikenal dengan E-Business atau ECommerce.







Jumlah pengakses internet di Indonesia baru mencapai 320,363 orang (IDC), atau baru sekitar 3% penduduk Indonesia (Nielsen, 1999). Persentase pertumbuhan pengakses internet negara asia-pasific lainnya dapat dilihat pada Gambar 4. Persentase ini relatif kecil sekali dibandingkan dengan negara asia-pasific yang lain. Padahal negara asia-pasific harus sudah memasuki pasar bebas pada tahun 2003. Dari peluang-peluang tersebut di atas ada baiknya, pelaku bisnis Indonesia mengantisipasi dari sekarang, meskipun faktor keamanan berbisnis lewat internet masih diragukan.



Identifikasi Masalah
Sejauh ini di Indonesia, penggunaan internet untuk menunjang aktivitas bisnis dan strategi bisnis masih terbilang cukup minim, internet lebih sering digunakan untuk alat pertukaran informasi. Masalah yang dihadapi dalam hal ini adalah pemain bisnis utama di Indonesia dimana sebagian besar adalah kalangan tua, mereka dirasa masih kurang memahami secara mendalam mengenai internet bahkan komputer.


Dari observasi yang dilakukan secara sederhana, ternyata penggunaan internet dalam bisnis sangat menguntungkan bagi perusahaan, karena mereka dapat bertransaksi menembus batas ruang dan waktu, menekan biaya-biaya yang biasanya dikenakan pada perusahaan, seperti: biaya sewa gedung, biaya operasional gedung, dan lain-lain yang berhubungan dengan bentuk fisik, juga mereka dapat berinteraksi secara langsung antara pembeli dan penjual.



Ruang Lingkup

Adapun batasan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Pembahasan difokuskan pada penjelasan keuntungan internet dalam bisnis
2. Penjelasan dilanjutkan pada bagaimana prosedur yang baik dan benar dalam menjalankan bisnis menggunakan internet
3. Mendeskripsikan kondisi dan arsitektur teknologi e-commerce


Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah:
1. Memahami keuntungan internet dalam bisnis
2. Mengetahui secara mendalam prosedur yang baik dan benar dalam menjalankan bisnis menggunakan internet.


Manfaat dari penulisan jurnal ini adalah:
1. Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain dalam pasar bebas melalui e-commerce
2. Pelaku bisnis Indonesia dapat menyusun strategi bisnis yang lebih beragam melalui kegunaan internet dalam bisnis.


Internet
Internet adalah rangkaian hubungan jaringan komputer yang dapat diakses secara umum di seluruh dunia, yang mengirimkan data dalam bentuk paket data berdasarkan standar Internet Protocol (IP). Lebih dalam lagi, internet adalah kumpulan jaringan dari jaringan-jaringan komputer dunia yang terdiri dari jutaan unit-unti kecil, sperti jaringan pendidikan, jaringan bisnis, jaringan pemerintahan, dan lain-lain, yang secara bersama menyediakan layanan informasi seperti e-mail, online chat, transfer file, dan saling keterhubungan (linked) antara satu halaman web dengan sumber halaman web yang lainnya.


Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan utama internet sebagai media untuk:
  1. Menyebarkan dan memperoleh informasi, umumnya disajikan dalam bentuk website, informasi dapat berupa teks, grafik, suara, video atau dalam bentuk file yang dapat didownload 
  2. Berkomunikasi, baik melalui media chatting berbasis teks (IRC), grafik (Yahoo Messenger), maupun berkomunikasi suara (Skype), layaknya menggunakan telepon kabel. 
  3. Berkirim surat (email) 
  4. Bertukar data, salah satunya dengan menggunakan aplikasi FTP, website, maupun koneksi peer to peer. 
  5. Remote Login, mampu mengeksekusi komputer dari jauh (telnet) 
Sumber: Yuhefizar. 10 Jam Meng. Internet, Teknologi, dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. 1992


Electronic Commerce
Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.


Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.


E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.

Sumber: Kasali, Rhenald. “Peluang Pasar e-Commerce dan Bagaimana Menyiasatinya.” Makalah Seminar Sukses Berbisnis di era Internet: Kiat Membangun Situs Web yang Populer. Hyatt Regency, Surabaya. 2000. 

Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Sumber: Cronin, Mary. Doing More Business on the Internet. 2nd ed. New York: Van Nostrand Reinhold. 1995.
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson