Perancangan Sistem Informasi Pemeliharaan Alat Berat

Perancangan Sistem Informasi Pemeliharaan Alat Berat 
Dalam aktivitas produksi, kegiatan pemeliharaan memiliki peran yang penting untuk kelancaran kegiatan produksi. Kegiatan pemeliharaan mencakup seluruh aspek dari fasilitas produksi seperti mesin, peralatan dan gedung [Apple, 1990]. Kegiatan pemeliharaan (maintenance) fasilitas produksi (peralatan atau mesin) didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat diterima menurut standar yang berlaku pada tingkat biaya yang wajar [Gani: 1985, hlm 3]. Pemeliharaan fasilitas produksi membutuhkan manajemen yang baik agar pemeliharaan dapat berlangsung efektif dan efisien. 

Manajemen pemeliharaan (Maintenance Management) dan kerekayasaan pemeliharaan (Maintenance Engineering) membutuhkan perhatian yang lebih karena dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya mesin untuk proses produksi [Coetzee, 1999]. Dengan pemeliharaan yang teratur dapat diperkirakan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerusakan fasilitas produksi pada masa yang akan datang dengan memperhatikan data pemeliharaan pada masa lalu. Adanya sistem yang dapat memprediksikan kemungkinan terjadinya kerusakan dapat mempermudah kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi sehingga kerugian karena tidak berjalannya fasilitas produksi dapat dikurangi.

Perusahaan yang memiliki banyak fasilitas produksi dituntut untuk memiliki perencanaan pemeliharaan yang baik. PT. Semen Padang dalam menghasilkan semen melalui proses yang cukup panjang, dimulai dari proses penyiapan bahan baku sampai proses pengantongan semen yang siap untuk dipasarkan. 

Kegiatan pemeliharaan alat berat tambang dilakukan oleh Biro Pemeliharaan Alat Berat Tambang. Pemeliharaan alat berat tambang pada saat ini dilakukan dengan pemeliharaan rutin alat berat seperti inspeksi unit sebelum beroperasi, periodic service untuk jangka waktu tertentu serta troubleshooting untuk kerusakan yang terjadi ketika unit beroperasi. 

Dari data yang dimiliki oleh Biro Pemeliharaan Alat Berat Tambang sejak Januari 2005 sampai dengan Juni 2005 persentase rata-rata jam bekerja dari seluruh alat berat yang beroperasi adalah 27,98 %. Kondisi yang terjadi pada proses penambangan batu kapur yaitu seringkali alat berat tidak beroperasi karena kerusakan yang tidak diduga sebelumnya hal ini ditunjukkan dengan persentase kerusakan sebesar 51,05 %. Untuk availability rata-rata alat berat yaitu sebesar 47,99 % dan utilitas alat berat adalah sebesar 15,27 % dengan asumsi bahwa alat berat siap digunakan 24 jam dalam sehari. Dengan kondisi yang dihadapi saat ini, Biro Pemeliharaan Alat Berat Tambang dalam aktivitas produksi berusaha untuk tetap mampu mencapai target produksi dengan meningkatkan availability alat serta menyediakan tenaga kerja yang segera melakukan perbaikan ketika terjadi kerusakan sewaktu alat berat tersebut sedang beroperasi. Availability dari alat berat sangat menentukan kesiapan dari Departemen Tambang dalam menyediakan batu kapur untuk peningkatan kapasitas produksi di masa yang akan datang. 

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan Biro Pemeliharaan Alat Berat Tambang merupakan aktivitas penting untuk menjamin kelancaran kegiatan penyediaan bahan baku semen. Sebagai contoh untuk unit alat berat Excavator EH 05, rata-rata produksi harian EH 05 selama periode Januari 2005 sampai dengan Juni 2005 adalah 12.407 ton. Ini menunjukkan bahwa EH 05 menghasilkan produksi batu kapur 41,35 % dari rata-rata target produksi harian batu kapur pada Area I yaitu 30.000 ton. Jika terjadi kerusakan yang tidak diduga, maka akan berakibat pada turunnya jumlah bahan baku untuk produksi. 

Untuk membantu manajemen dalam menganalisis pemeliharaan alat berat maka diperlukan sistem informasi yang mampu memberikan informasi kondisi alat berat serta perencanaan penjadwalan pemeliharaan alat berat. Dengan tersedianya sistem informasi pemeliharaan alat berat maka diharapkan kerusakan-kerusakan alat berat dapat diprediksi sehingga tidak mengganggu kelancaran pasokan bahan baku semen dari Departemen Tambang. Karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat memberikan dukungan informasi kepada manajemen untuk mengambil keputusan dalam perencanaan pemeliharaan alat berat sehingga aktivitas penambangan bahan baku dapat berlangsung lancar. 

Metodologi Penelitian 
Metodologi penelitian perlu disusun agar penyelesaian kasus penelitian yang dilakukan lebih terarah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar. Flowchart untuk mendapatkan jadwal penggantian part dapat dilihat pada gambar  s.d gambar

Gambar  Skema metodologi penelitian


Gambar Flowchart Penjadwalan 


Pemeliharaan

Gambar Flowchart Penentuan Parameter Distribusi

Gambar Flowchart Pengujian Kecocokan 


Distribusi

Gambar  Flowchart Perhitungan


Reliability

Gambar  Flowchart Perhitungan 


Ekspektasi Kerusakan

Gambar  Flowchart Model Optimal 


Preventive Replacement 

Interval


Gambar  Flowchart Model Optimal 

Preventive Replacement Age
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson