Teknologi Informasi sebagai Aplikasi Iptek

Teknologi Informasi sebagai Aplikasi Iptek 
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), saat ini merupakan kata kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa maupun suatu perusahaan. Perjalanan sejarah serta pengalaman beberapa negara, ternyata inovasi teknologi merupakan salah satu aspek yang memiliki daya dongkrak (leverage) yang sangat tinggi bagi daya saing suatu bangsa. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran yang besar dalam paradigma pembangunan suatu negara, yang semula hanya mengandalkan sumber daya alam sebagai tumpuan pembangunan, berubah menjadi sumber daya manusia dan sumber daya iptek. Beberapa negara maju bahkan sudah lama menjadikan iptek sebagai penghela utama dalam pembangunan bangsanya. Konsep “knowledge base economy” (KBE atau ekonomi berbasis pengetahuan/EBP) merupakan konsep yang mencerminkan kondisi tersebut. Saat ini konsep EBP banyak dikembangkan di negara-negara maju, yang pada intinya menekankan betapa sangat berperannya teknologi dan informasi dalam pembangunan suatu bangsa.


Pada dasarnya salah satu kunci keberhasilan suatu bangsa menerapkan inovasi teknologi dalam pembangunannya adalah adanya dukungan sistem kelembagaan inovasi-difusi yang sudah mapan. Antar satu lembaga dengan lembaga lainnya saling bersinergi, sehingga tercipta jejaring kerjasama yang saling mengisi untuk menghasilkan inovasi yang benar-benar mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam persaingan global.


Dalam pada itu, untuk mengantisipasi persaingan antar bangsa yang semakin ketat, secara legal formal Bangsa Indonesia telah memiliki landasan kuat untuk mendayagunakan Iptek dalam kehidupan berbangsa, yakni Pasal 31 Ayat 5 UUD 45 hasil Amandemen ke 4. Lebih jauh lagi, sejak tahun 2002 Indonesia telah memiliki UU No 18 tahun 2002 mengenai Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (Sinasiptek).


Tujuan dari pembuatan UU tersebut adalah untuk memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam pergaulan antar bangsa. Kelembagaan dan jejaring kerja antar lembaga iptek merupakan aspek yang diatur dalam undang-undang tersebut. 


Dalam UU no 18 tahun 2002, kelembagaan iptek terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, dan lembaga penunjang. Lembaga litbang sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam Sinasiptek berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan iptek. Lembaga litbang bertanggung jawab mencari berbagai penemuan (invention) di bidang iptek serta menggali potensi pendayagunannya. Lembaga litbang dapat berupa organisasi yang berdiri sendiri, atau bagian dari organisasi pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, badan usaha, lembaga penunjang, dan organisasi masyarakat. Untuk memadukan sinergisme kerja berbagai unsur kelembagaan iptek, Undang-undang tersebut menjelaskan mengenai jaringan Sinasiptek. Jaringan tersebut berfungsi untuk membentuk jalinan hubungan interaktif yang memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek dalam menghasilkan kinerja dan manfaat lebih besar dibandingkan apabila masing-masing unsur kelembagaan berjalan secara sendiri-sendiri. Untuk mengembangkan jaringan tersebut seluruh elemen Sinasiptek wajib mengusahakan kemitraan dalam hubungan yang saling mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya tumpang tindih yang merupakan pemborosan.


Dalam suatu perusahaan salah satu tantangan yang lazim dihadapi perusahaan dalam pengelolaan teknologi adalah kurangnya sumber daya. Banyak perusahaan harus mengelola sistem TI dengan keterampilan, sumber daya, dan anggaran yang terbatas. Terbatasnya jumlah sumber daya manusia (SDM) dan tingginya tingkat turn-over SDM membuat perusahaan kewalahan dalam mengantisipasi kebutuhan pasar dengan kemajuan teknologi yang begitu dinamis. Solusi manajemen yang tepat diperlukan tidak hanya untuk mengelola sumber daya TI, tapi juga harus memberikan informasi yang mudah dipahami dan digunakan dalam lingkungan multiplatform. Dengan demikian, keterampilan sumber daya manusia dapat dioptimalkan untuk melakukan pemikiran analitis dan strategis yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, sebuah solusi manajemen yang baik bisa menunjukkan titik-titik lemah dalam sebuah jaringan komputer, misalnya komputer yang berkinerja rendah. Dengan kemampuan ini, pengguna tak perlu memeriksa/menguji secara manual, satu-per-satu, setiap komponen jaringannya.
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson