Respon Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Agama

Respon Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Agama 
Tiap individu yang disebut manusia, dalam menciptakan suasana hidup yang selaras, serasi, dan seimbang bagi kehidupan dirinya sendiri, terutama bagi umat manusia pada umumnya. Meskipun kita menyadari bahwa kita ini masing-masing adalah manusia namun kita terkadang tidak memahami sepenuhnya hakikat diri sendiri selaku manusia. Dalam hal ini perenungan, pemikiran yang mendalam tentang diri kita masing-masing dan tentang diri umat manusia pada umumnya, yang merupakan suatu “upaya” untuk mengetahui serta menyadari apa dan siapa diri kita masing-masing ini. Upaya tersebut wajib kita lakukan untuk mengetahui dan menyadari kedudukan, fungsi dan peranan kita manusia di alam raya, di lingkungan antar sesama manusia, dan dihadapan Alloh Maha Pencipta. Dengan mengetahui dan menyadari peranan tadi, kita tidak akan menjadi sombong atau sebaliknya menjadi rendah diri, tidak akan lupa daratan serta serakah, karena berdasarkan pengalaman dan pengamatan umur kita manusia ini tidak akan mencapai ratusan tahun. Setelah akhir hayat, kita akan kembali kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita selama hidup di alam fana.

Bertolak dari fenomena kehidupan di dunia ini berupa krisis kualitas kemandirian, manusia dan tantangan global pada milenium ketiga, harus ditangani. Secara mendasar konseptual dan professional, yang menjadi prasyarat mutlak untuk membersihkan, pencerahan, memunculkan kembali budaya bangsa yaitu melalui revitalisasi dan struturisasi budaya bangsa yang selama ini seperti tertutup abu tebal, yang menunjukkan perilaku menyimpang yang berbeda dengan warna asalnya dan untuk mencerahkan kembali . ada tiga katagori; budaya utama, budaya profesi, dan budaya pribadi, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Budaya utama
Budaya utama meliputi manusia imtaq yang melaksanakan ajaran atau rukun agama yang dianut dan mempunyai jati diri yang bertanggungjawab sebagai warga negara di antara sesama manusia yang mengglobal yang meliputi; a) Budaya bersih dan sehat, bersih lahir batin, sehat jiwa dan raga, jujur, sabar, loyal, damai, tidak serakah dan punya rasa malu, menghormati sesama manusia, menghargai dan memelihara keutuhan bangsa dan negara diantara bangsa-bangsa, demokratis, terbuka dalam bertukar fikiran dan pengalaman untuk sampai kepada kesepakatan dan kemufakatan.b) Budaya disiplin dalam menjalankan semua perilaku karena tidak ada perilaku tanpa nilai.c) Budaya masa depan yang jelas berwawasan masa depan yang lebih baik.d) Budaya juang dan hormat menghormati, memiliki patriotisme yang tinggi, pantang mengeluh dalam menghadapi tantangan. 

2. Budaya Profesi
Manusia sebagai mahluk sosial, tidak terlepas dari manusia lain, profesi berkaitan dengan motivasi, semangat atau etos kerja, disertai dengan etika profesi yang dilandasi ilmu pengetahuan, profesi sebagai dasar untuk mengembangkan diri dalam berbagai kehidupan. Apabila setiap insan melakukan budaya profesi dengan sungguh-sungguh dan jujur, pengangguran dan kemiskinan di negara Indonesia tidak trjadi dan kesejahteraan rakyat meningkat.

3. Budaya Pribadi
Manusia sebagai makhluk pribadi memiliki ciri hakiki yang unik dan spesifik yang berbeda satu sama lainnya. Bila budaya ini dilaksanakan secara positif, kehidupan di Indonesia menyejukkan dan meyenangkan. Keutuhan, keseimbangan dan keharmonisan budaya, itulah yang harus dicerahkan kembali oleh bangsa Indonesia (Engkoswara; 1999 : 10-15).

Dari beberapa persoalan yang diungkapkan dalam beberapa pandangan penulisan, membuktikan bahwa tidak ada manusia yang tidak memiliki kecenderungan untuk tidak mengakui Alloh SWT sebagai Tuhan-Nya, sehingga manusia ini bergerak/berbarengan dengan iman dan taqwa mereka akan selamat sampai disebrang (tujuan). Imanlah dahulu, jangan berpikir sebelum iman, dan jangan berbuat sebelum iman dan nalar (saduran bebas Kosasih Djahiri dari Imam AlGhozali).
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson