Analisis Efek Liburan Terhadap Imbal Hasil Perusahaan Yang Termasuk Dalam Indeks Lq-45

Analisis Efek Liburan Terhadap Imbal Hasil Perusahaan Yang Termasuk Dalam Indeks Lq-45 
Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih relatif muda memberikan peluang luas bagi penelitian. Seiring dengan membaiknya iklim investasi di pasar modal, maka pembahasan mengenai proses dihasilkannya imbal hasil (return) saham merupakan topik relevan bagi para investor di Indonesia. Penelitian lebih lanjut tentang efisiensi pasar modal ternyata dengan ditemukannya sejumlah anomali yang mengimplikasikan bahwa masih ada celah bagi investor. Untuk mendapatkan imbal hasil lebih diantaranya ditunjukkan dengan adanya fenomena efek liburan (holiday effect). 

Pergerakan return saham khususnya yang termasuk dalam indeks LQ-45 pada momen hari libur memang menarik untuk ditinjau lebih lanjut. Di pasar modal Indonesia, menjelang lebaran dan liburan, transaksi di lantai bursa hanya bisa mencapai Rp1,45 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 1,55 miliar. Adapun saham yang melemah hingga penutupan bursa sesi 1 sebanyak 152 saham, 32 saham melanjutkan penguatan dan 47 saham stagnan. Sementara itu, indeks LQ-45 pun ditutup koreksi 5,67 poin ke level 465,3. Selain itu, semua sektor belum menunjukkan perubahannya. Sektor pertambangan ditutup anjlok 28,69 poin ke level 2178,07 dan sektor pertanian pun ditutup anjlok 42,89 poin ke level 1.742,11.

Adapun 4 saham yang termasuk Indeks LQ-45 yang koreksi antara lain, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) ditutup koreksi 2,39% ke level 20.400, United Tractor Tbk (UNTR) ditutup pun koreksi tipis 2,74% ke level 14.150, PT HM. Sampoerna Tbk (HMSP) pun koreksi tipis 1,96% ke level 10.000, Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) pun koreksi 1,46% ke level 13.450, dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pun koreksi 1,98% ke level 7.400. (Silaban, 2009)

Hal ini juga terjadi di Amerika, tepat sehari sebelum hari libur, indeks bursa sahamnya meningkat secara signifikan di atas rata-rata. Hari libur yang dimaksud disini adalah hari libur resmi AS, seperti tahun baru, President Day, Independence Day, dan Labor Day. Sebenarnya topik ini menjadi bahan perdebatan popular bagi banyak peneliti di negara yang telah lama memiliki pasar modal. Salah satu pemikiran yang berkembang adalah mengenai apakah imbal hasil saham dipengaruhi oleh preferensi hari libur nasional.

Sejak pertengahan 1970-an, banyak bermunculan penelitian empiris yang membahas anomali-anomali imbal hasil saham dan salah satunya adalah hadirnya imbal hasil abnormal saham yang tinggi sebelum hari libur. Imbal hasil abnormal saham di pasar modal U.S telah diteliti oleh praktisi keuangan selama periode waktu tertentu (seperti yang telah diteliti oleh praktisi keuangan selama periode waktu tertentu (seperti yang telah dilakukan oleh Merril (1965). Hasil penelitiannya menunjukkan ketidakproporsionalan Dow Jones Industrial Average selama periode perdagangan terhadap hari libur selama periode waktu 1897 hingga 1965.

Fosback (1976) melaporkan imbal hasil sebelum hari libur yang tinggi terhadap S&P 500. Penelitian ekstensif tentang hal ini, dengan menggunakan data pergerakan harian dari Dow Jones Industrial Average (DJIA) selama periode 90 tahun, dilanjutkan oleh Profesor Josef Lakonishok dari University of Illinois Urbana Champaign, dan Profesor Seymour Smidt dari Cornell University (The Review of Financial Studies, 1988), mereka menemukan bahwa holiday effect merupakan terbesar kedua setelah January Effect, yang akhir-akhir ini banyak menjadi buah bibir para para investor di Amerikat Serikat. Kelanjutan penelitian anomali ini dilakukan kembali the Yale Hirsch dari The Hirsch Organization, dengan memberikan data baru dengan rentang waktu 1980-1994 dan ternyata anomali ini terbukti masih berlanjut.

Sedangkan penelitian Casby dan Ratner (1992) di berbagai pasar modal di beberapa negara seperti: U.K, Kanada, Jerman Barat, Swiss dan Australia juga menunjukkan fenomena yang sama, walaupun di setiap negara memiliki hari libur dan pengaturan pasar yang berbeda. Dalam analisa lebih lanjut tentang efek liburan, Ariel (1990) mendapatkan bahwa value-weighted and equally- weighted index return antara tahun 1963- 1982 juga melaporkan rata-rata imbal hasil sebelum hari libur sebesar 9 hingga 14 kali imbal hasil rata-rata pada hari biasa. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa imbal hasil sebelum hari libur yang tinggi bukan akibat dari manifestasi anomali lainnya seperti January effect atau Weekend effect.

Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Hirsch, besar pergerakan indeks Standard and Poor (S&P) 500 sehari selama liburan tahun baru sama dengan besar rata-rata pergerakan indeks S&P 500 sehari sebelum enam hari libur lainnya (President Day, Memorial Day, Independence Day, Labor Day, Thanksgiving, dan Christmas). Jadi kesimpulannya adalah anomali efek liburan ini independen terhadap anomali January effect. (Hirsch, 2010).

Dari hal tersebut diatas, harus dilihat lagi secara statistik apakah efek liburan benar terjadi di BEI. Model penelitian yang akan dilakukan seperti halnya yang dilakukan di pasar modal di seluruh dunia akan menggunakan imbal hasil saham perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 sebagai dasar menganalisa imbal hasil yang terjadi pada hari sebelum hari libur kemudian dibandingkan dengan hari regular lainnya. Dengan membandingkan secara statistik atau uji t imbal hasil rata-rata antara hari sebelum hari libur dan hari-hari lainnya maka akan diuji apakah ada perbedaan secara statistik antara dua mean return.

1.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“ Menentukan apakah terjadi perbedaan imbal hasil realisasi saham perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik sebelum atau sesudah hari libur terhadap perdagangan biasa “

1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

“ Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hari libur terhadap imbal hasil realisasi saham perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia”

1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

Manfaat teoritis:
1. Apabila ditemukan adanya efek liburan maka temuan itu membawa konsekuensi perlu adanya penyesuaian pada saat dilakukan penelitian yang mengasumsikan adanya distribusi nomal dalam imbal hasil dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan keilmuan khususnya investasi.

Manfaat praktis :
1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan panduan investasi, memberikan masukan-masukan baru berupa informasi dalam merancang strategi investasi aktif sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan imbal hasil portofolio mereka.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada regulator bursa dalam hubungannya dengan efek liburan terhadap imbal hasil saham perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

Bab II :

Pengertian Dan Penjelasan Anomali Efek Liburan

 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson